
OKU Selatan,sebimbing com – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan digelar Kamis (14/10/2021) dan bertajuk Demokrasi di Dunia Digital. Kegiatan ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat melalui ruang digiltal.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pada webinar yang menyasar target segmen Pelajar dan Masyarakat OKU Selatan yang sukses tercatat 615 orang peserta yang terdaftar dalam webinar ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yakni Fitri Khusyu Aini, Phd, Dr.Eng Wilem Musu, S.Kom.,M.T, Novitasari.,M.Pd, RR Dimas Veronica Priharti.,S.E.,M.M dan influencer @donikoil Bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.
Fitri Khusyu Aini, Phd, menjelaskan di era digital saat ini sudah mempengaruhi proses demokrasi di belahan dunia. Penggunaan ruang digital yang kurang bijak juga dimanfaatkan untuk menyebar hoaks dan berita bohong. Menurutnya hal ini tidak terlepas dari etika digital yang hendaknya memperhatikan etika dan netiket dalam setiap menggunakan internet.
“gunakan bahassa yang santun, jangan melakukan bulliying, jangan menyebarkan berita hoax, saring sebelum sharing, dan jangan menyinggung SARA, hal ini agar demokrasi kita tetap terjaga,” Ujarnya.
Sementara Dr.Eng Wilem Musu.,S.Kom.,M.T mengatakan terkait fakta di abad ke-21 hampir seluruh aspek kehidupan kita telah terdigitalisasi dan kita sebagai pengguna memiliki kebebasan untuk berekspresi sehingga kita perlu tahu bahwa kebebasan bereksepresi ini perlu kita maknai sebagai demokrasi yang harus dimafaatkan dengan sebaik mungkin.
” Sudah tidak dapat dipungkiri lagi saat ini kita sudah terdigitalisasi, namun kitavtetap di batasi norma norma yang berlaku, bukan lantas kita semaunya sendiri berekspresi di ruang digital tanpa ada batasan karena kita juga menjaga etika maupun hak orang lain,” sambung Eng Wilem.
Mengenai pentingnya kecakapan digital dalam demokrasi digital menurut Novitasari.,M.Pd, yang pertama kecakapan digital adalah pengetahuan dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi dan jejaring internet, yang kedua mampu menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif.
“Mereka tidak akan mudah termakan oleh isu yang memprovokasi, menjadi korban hoax atau penipuan digital, ketiga membangun budaya literasi digital perlu mellibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama. Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan,” Kata Novita.
RR Dimas Veronica Priharti.,S.E.,M.M menegaskan ada tiga aspek dalam membangun budaya digital yakni Participation; bagaimana masyarakat berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan bersama, kemudian remediation; bagaimana merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat.
” dan yang ketiga Bricolage; bagaimana memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru,” tambahnya.
@donikoil Sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bahwa di era digital ini kita harus memanfaatkan demokrasi, kebebasan utuk berekspresi, berpendapat dengan sebaik-baiknya.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber, salah satunya, Latifah yang menanyakan bagaimana cara untuk mengingatklan orang sekitar yang melakukan ujaran kebencian? Dimana Menurut Fitri Khusyu Aini, Phd, cara untuk mengingatkannya orang yang dikenal dekat bisa dijapri melalui DM instagram, tetapi tidak boleh memaksakan pendapat kita kepada orang tersebut, dan bisa kita berikan contoh dari diri kita sendiri dengan tidak melakukan ujaran kebencian di medsos.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 25 kali webinar yang diselenggarakan diKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. (*)