BATURAJA,sebimbing.com – Upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat dalam memberantas berita hoax terus dilakukan. Salah satunya melalui Webinar Literasi Digital yang digelar di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Rabu (29/9/2021) dengan tema Interaksi Online Nyaman, Kikis Ujaran Kebencian.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru juga memberikan sambutan yang positif terhadap kegiatan literasi digital yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat berdampak positif dalam kegiatan masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih sering menggunakan perangkat teknologi.
Pada webinar yang menyasar target segmentasi Pelajar dan mahasiswa sukses dihadiri 625 pendaftar. Hadir sebagai Narasumber nasional yang pada webinar ini narasumber sekaligus praktisi pendidikan diantaranya Dr. Gushevinalti, M.si. (Dosen Ilmu Komunikasi dan Penggiat Literasi Digital), Dr. Agustina M. Purnomo, SP., M.Si. (Dosen Uniersitas Djuanda)
Dr. Gushevinalti, M.Si. mengungkapkan saat ini jutaan masyarakat Indonesia sudah menggunakan internet, namun yang memiliki Digital Skills masih rendah. Pengguna internet di Indonesia terus bertambah terutama dalam penggunaan media sosial, dimana hampir 100% pengguna internet juga menggunakan media sosial.
” lima media sosial yang paling banyak dipakai nitizen indonesia yakni, youtube, Whatsapp, Instagram, Facebook dan Twitter. Pengunaan media sosial sebagai alat komunikasi dan interaksi sering diwarnai dengan konten atau komentar negatif yang mengandung unsur sara dan ujaran kebencian,” Ujarnya.
Oleh karena itu Lanjutnya, sebagai pengguna media sosial masyarakat harus bijak sehingga terhindari komentar negatif tersebut. Selain itu, masyarakat juga harus berkontribusi dalam mencegah dan memberantas tindakan yang demikian dengan melaporkan akun yang sering memproduksi dan menyebarluaskan konten-konten negatif tersebut.
“Sebelum ditutup beliau menyampaikan bahwa Bermedia sosial adalah perpanjangan indera kita dan ruang digital bukanlah dunia alternatif akan tetapi realitas yang kita hadapi sekarang sehingga beretika baik di dunia nyata maka harus beretika juga di dunia maya, maka postinglah yang penting jangan yang penting posting,” Jelasnya.
Ditbahkan Dr. Agustina M. Purnomo, SP., M.Si. digital skill juga diperlukan dalam keamanan digital. Internet digunakan oleh manusia untuk banyak hal, salah satunya untuk berjualan online dan mengaitkan dengan aplikasi tertentu. Karena banyak yang berjualan dan berbelanja online maka transaksi digital sangat banyak digunakan. Termasuk dalam transaksi digital ini dengan menggunakan e-wallet.
Dari aktivitas ini menjadikan kasus Penipuan online terkait modus transaksi digital menempati urutan nomor 2 setelah penipuan ujaran kebencian.
” Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengantisipasi penipuan online, pertama dengan tidak menyebarluaskan info pribadi dan menggunakan kode keamanan yang tepat kemudian dapat juga melaporkan kepada pihak berwajib di laman www.lapor.go.id dan pastikan bukti laporan masih tersimpan dengan baik, seperti bukti transfer dan chatting,” Tambahnya.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Baturaja, Alip Susilowati Utama, M.I.P. Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Baturaja juga memandang banyak perubahan yang signifikan terjadi dalam transformasi digital. Sebagaimana yang disampaikan para peneliti terdahulu bahwa ada beberapa prediksi yang terjadi pada penggunaan tekonologi komunikasi di masa depan, seperti munculnya kehadiran virtual, munculnya augmented reality, dan era konferensi video.
Prediksi tersebut saat ini terjadi meskipun para ahli tidak beranggapan bahwa perubahan ini akan terjadi dalam waktu yang singkat. Hal ini tentu karena pengaruh adanya pandemic covid-19. Pada proses peralihan budaya digital, terdapat pertanyaan penting apakah budaya digital ini membangun atau justru mendestruksi.
” Oleh sebab itu, komunitas akademik perlu melakukan upaya-upaya literasi digital agar budaya digital tidak berdampak pada penurunan moral pengguna teknologi informasi,” Ungkapnya.
Budi Taryono, S.Pd., M.M. M.Pd. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Ogan Komering Ulu menambahkan bahwa dalam transformasi digital harus dibarengi dengan adanya etika digital yang baik. Dengan etika yang baik, maka nilai-nilai kebaikan dalam ruang digital dapat membangun generasi dengan baik. ” sehingga destruksi yang berupa dampak negatif budaya digital dapat diminimalisir,” Kata Budi.
Key Opinion Leader Qonita Azzahra, diawal diskusi mengungkapkan bagaimana agar media sosial bermanfaat bagi semua orang. Pengalamannya dalam berjualan secara online dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram. Dalam kegiatan ini tentu membutuhkan kesabaran dan kewaspadaan, mengingat banyaknya potensi penipuan dan persaingan bisnis yang tidak sehat.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, Nurleni salah satu peserta menanyakan bagaimana caranya menanamkan kepada peserta didik agar menggunakan media sosial untuk kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar, karena menurutnya banyaknya peserta didik yang sering lalai dengan tugasnya sebagai siswa dan menggunakan kuota kementerian untuk video game.
Dimana menurut narasumber keharusan penekanan dengan memberikan sanksi berupa konsekuensi logis yang akan didapatkan oleh peserta didik apabila melalaikan tugasnya sebagai seorang pelajar atau mahasiswa. Akan pada faktanya setiap budaya membutuhkan pemaksaan, dari pemaksaan maka akan menjadi terbiasa dan menjadi budaya.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.(dr)