Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital Harus Paham Batasan

Edukasi, Nasional, Oku199 Dilihat

BATURAJA,Sebimbing.com – Untuk yang ke 21 Kalinya, Rangkaian Webinar Literasi Digital kembali digelar di Kabupaten Ogan Komering Ulu Kamis (18 /11/2021). Webinar kali ini mengambil tema Paham Batasan di Dunia Tanpa Batas: Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Dalam kegiatan ini, Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru,juga memberikan sambutan yang positif terhadap kegiatan literasi digital yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat berdampak positif dalam kegiatan masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih sering menggunakan perangkat teknologi.

Pada webinar yang menyasar target segmentasi siswa SMP Negeri 13 OKU sukses dihadiri 197 peserta dari 650 peserta. Hadir sebagai narasumber antara lain Titik Nurpita Dewi, M.Pd., Astri Dwi Andriani, M.I.Kom, Dr. Alamsyah, S.IP., M.Si, Nyiayu Nova Mulia, S.Pd serta KOL Amelia Azzahra. Pada materinya, Titik Nurpita Dewi, M.Pd., menjelaskan saat ini sangat penting kecakapan digital agar tidak terjebak pada konten-konten tidak bertanggungjawab serta dapat merugikan.

Ruang digital sering juga dijadikan sebagai sarana untuk transaksi narkoba, judi, prostitusi dan perdagangan manusia. Oleh sebab itu harus tetap sangat waspada dan hati-hati karena ruang digital juga harus dijaga. ” Menurut Kominfo ada 3 pendekatan yang dapat dilakukan, pertama Upstream yaitu melalui literasi digital seperti acara saat ini, kedua midllestream yaitu Kominfo melakukan patroli di ruang digital dan ketiga downstream yakni melakukan kerjasama dengan pihak ketiga,” Kata Titik.

Ditambahkan Astri Dwi Andriani, M.I.Kom kegunaan cakap dalam dunia digital agar aman selama diruang internet. Dikatakannya Kalau didunia nyata ada kejahatan, maka begitu juga dunia maya tidak lepas dari kejahatan dan penipuan. “Ada namanya phising atau memancing yang intinya para penipu akan memancing calon mangsanya dengan iming-iming hadiah ratusan juta,” Jelasnya.

Harus diperiksa betul apakah informasi yang didapatkan tersebut resmi atau bukan. Kalau instansi pemerintahan maka pasti berasal juga dari website resmi dan nama resmi. Dan harus sangat hati-hati dalam menyebarkan informasi karena hal-hal yang kita sebar akan meninggalkan jejak yang bisa jadi tidak akan pernah dapat dihapus lagi.Dosen Fisip Universitas Sriwijaya, Dr. Alamsyah, S.IP., M.Si., menambahkan tentang Budaya Digital Yanga saat ini sudah lekat dengan masyarakat. Menurutnya banyak hal yang berkaitan dengan budaya, soal musik misalnya, soal kerajinan, dan lain-lain.

“Ada perubahan yang begitu cepat dinamakan dengan revolusi. Saat ini kita mengalami revolusi dalam dunia industry dan komunikasi. Banyak media dan peralatan baru yang kita hadapi sekarang, transportasi semakin maju pesat terlebih soal komunikasi kita dapat bertatap muka dengan teman-teman yang jauh menggunakan aplikasi teleconprence dan lain sebagainya,” Kata Aji sapaan Akrabnya. Narasumber lain, Nyiayu Nova Mulia, S.Pd, menjelaskan Saat ini hampir setiap orang dan setiap waktu anak-anak pelajar berinteraksi dengan media Handphone.

Dahulu orang harus berkirim surat dan butuh waktu yang lama untuk menyampaikan pesan dan komunikasi, tapi dengan bantuan teknologi informasi saat ini kita dapat dengan sangat cepat berkirim informasi ataupun pesan. Banyak fungsi media digital antara lain, sebagai sarana informasi, pendidikan, ataupun hiburan namun tetap penting untuk membatasi diri pada hal-hal yang positif jangan sampai dikendalikan oleh media yang semestinya menjadi alat bagi manusia.

” Beberapa etika dalam bermedia sosial yaitu, jangan menjelekkan orang lain, menghargai opini orang lain, membangun reputasi positif, serta tidak melakukan cyber bullying,” jelasnya. Amelia Azzahra Sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bahwa dirinya sebagai konten creator awalnya karena factor pandemi juga yang membuat tidak dapat bergerak kemana-mana, hanya dirumah saja. Namun tidak menutup untuk lebih produktif memanfaatkan teknologi dan kemajuan dunia digital.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya yaitu Deka Eliyana, terkait cara membangun mindset berpikir kritis supaya tidak terjebak pada isu yang merusak ? Dimana Menurut Narasumber memang harus kita biasakan dan kita belajar supaya mebangun pola pikir yang rasional dan logis. Tidak sembarangan dalam menyebarkan satu informasi, serta memahami batasan-batasan hal yang positif atau negative untuk dilakukan dengan menggunakan media digital atau media social.Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. (*)