
Ogan Komering Ulu – Rangkaian Webinar Literasi Digital yang dilakukan Kementerian Kominfo RI kembali digelar di Kabupaten Ogan Komering Ulu kamis, (19/8/2021). Webinar yang dimulai pukul 09.00 WIB bertajuk efektifitas pembelajaran daring di era digital.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. Pada webinar ini menyasar target segmentasi Pelajar dan sukses dihadiri 130 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten, diantaranya Narasumber nasional Anwar sadat, S.T., M.T. (Praktisi dan Akademisi TIK) dan Fadli Afriadi, SP., MM. (Pembelajar, Trainer, Konsultan dan Entrepreneur). sedangkan narasumber lokal diantaranya Alip Susilowatti Utama, M.I.P. (Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Unbara) dan Arief Basuki, MT.(Kepala SMK Negeri 1 OKU) Narasumber lainnya adalah Key Opinion Leader Seera Safira yang merupakan News Presenter, Jurnalis Tv One, Moderator/Mc yang juga membagi pengalamannya sebagai peggiat media sosial.Anwar Sadat, MT menjelaskan dampak pandemi covid-19 saat ini secara tidak langsung merubah sistem pembelajaran. dengan kemajuan digital maka pembelajaran akan semakin mudah dan cepat. Pandemi harus disikapi dengan baik dengan memanfaatkan aplikasi pembajaran yang disukai oleh siswa dan guru digital maka pembelajaran akan semakin mudah dan cepat. Sudah banyak sekali aplikasi yang dapat dipakai dalam pembajaran, tinggal disesuai dengan selera masing-masing. ” Fakta dilapangan pembelajaran daring membosankan bagi siswa, hal ini menjadi tantangan sendiri bagi guru, karena seharusnya pembelajaran harus dikemas dengan cara mengajar yang menarik, dan dapat mengajak dan menghibur. Setiap siswa harus difasilitasi dan diajarkan cara menggunakan media pembejaran sehingga pembajaran tercapai dan siswa tidak merasa bosan,” Jelasnya. Ditambahkan Fadli Afriadi, SP., MM, pembelajaran dalam jaringan sudah dipastikan siswa bersentuhan dengan internet. jangkauan jelajah di dunia internet tidak terbatas oleh karena itu sangat penting digital safety. Digital safety Sangat pengting bagi kita untuk paham tentang literasi digital karena dengan Pemahaman digital dapat menghindarkan diri dari berita-berita hoaks, fornogafi, dan kita akan sangat berhati dalam berinternet. ” Hal ini dapat kita lakukan karena kita menyadari bahwa internet memiliki rekam jejak digital yang tidak bisa dihilangkan. Oleh karena itu Manfaatkan internet sehat, dan bergabunglah dengan komunitas yang mengajak untuk kreatif dengan memanfaatkan internet untuk menambah pengatahuan dan pengahasilan,” jelasnya.Demikan juga dalam bermedia sosial, saringlah sebelum sharing, jangan asal klik dan membagikan informasi atau data yang belum kita ketahui kebenarannya. Oleh karena itu untuk mengetahui data tersebut benar atau dapat di cek pada aplikasi yang tersedia.” Sedangkan untuk kemaamanan dalam berinternet kita perlu Hati-hati misalnya dengan wifi gratis, harus rutin Update aplikasi, Pakai passwaord yang aman, Hindari berbagi data penting, Jangan sampai kita terjerumus kedalam informasi yang tidak benar,” jelasnya.Sementara pemateri ketiga pada webinar yang kesekian kalinya di gelar di OKU ini, Alip susilowati Utama, M.I.P. menyampaikan tentang budaya digital atau cara untuk membangun budaya berinternet yang kreatif dan aman. Menurutnya, Globalisasi mewajibkan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan cepat akan perubahan hal ini karena sekrang merupakan era disrupsi dimana jika lambat maka akan tertinggal.Begitu juga dengan penggunaan internet, Masyarakat harus mampu menyesuaikan diri untuk mengikuti perkembangannya. ” Saat ini masyarakat hidup ditengah kemajuan internet, makanya harus mampu memanfaatkan internet sehat dengan ide kreatif dan mampu membangun budaya internet yang aman,” Jelas Alip.Aspek penting dalam budaya digital Partisipasi, lanjutnya, masyarakat harus memaksakan diri untuk mengikuti trend Perubahan, masyarakat harus siap untuk melakukan perubahan sesuai dengan yang diinginkan dunia, serta harus mempu merubah budaya lama menjadi budaya baru yakni era digital dan Memanfatkan hal-hal yang sudah ada dengan membentuk hal baru.Sementara sebagai praktisi pendidikan di Kabupaten OKU, Arief Basuki, MT. Mengajak peserta webinar agar tetap menjaga Etika meskipun diruang digital. Pembalajaran daring harus tetap memperhatikan etika kesopanan, baik itu cara bersapa langsung maupun dalam chat atau pesan SMS.Dikatakan Arif Banyak siswa yang sejak belajar daring kurang memperhatikan etika misalya cara menyapa guru yang tidak dengan cara yang baik dan sopan. Walaupun belajar virtual guru harus tetap mengajarkan etika-etika yang baik kepada siswa. “Misalnya Etika komunikasi harus tetap diperhatikan. Pola interaksi dan komunikasi harus tetap diperhatiakan. Apalagi anak smk setelah sekolah akan memasuki dunia kerja, oleh karena itu ketetampilan etika komunikasi harus ditingkatkan,” jelasnya. Para peserta antusias mengikuti webinar kali ini, salah satunya Maryanita yang berdiskusi langsung dengan pemateri terkait Amankah kita mencantumkan data diri untuk media sosial?. Dari pertanyaan tersebut menurut Fadli, yang harus perhatikan sebelum menambahkan data pribadi adalah Pastikan website tersebut milik atau medsosial tersebut resmi dan benar. Kalau sudah benar maka kita harus tingkatkan keamanan data tersebut dengan memiliki alamat email yang sandinya selalu diperbaharui dan kuat. “Sedangkan yang kedua pastikan bahwa medsos tersebut aman untuk kita gunakan. Kalau kita menggunakan media sosial yang tidak umum dipakai orang maka kemungkinan hal itu akan menyebabkan data kita tidak aman,” jelasnya.Di Indonesia Pengguna internet pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. “Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.(*)