PJ Bupati OKU Kesal ‘Semprot’ OPD dan Perbankan Saat Peluncuran Program OKU BEST

Penjabat Bupati OKU H Teddy Meilwansyah saat menghampiri beberapa OPD dan perbankan usai sampaikan sambutan

Laporan:Widori

Baturaja,sebimbing.com – Pejabat bupati OKU Teddy Meiwansyah terlihat kesal saat usai menyampaikan sambutan pembukaan OKU bebas stunting (OKU Best),saat itu dihadiri beberapa kepala OPD dan pihak perbankan BUMD dan BUMN yang diadakan di aula Rumdin Bupati, Rabu (27/3/2025). 

Bahkan penjabat bupati OKU Teddy Meilwansyah menyemprot kepala opd serta perbank kan yang hadir saat itu,hal itu terlihat saat Teddy usai sambutan dan menghampiri pihak perbankan serta beberapa kepala OPD. 

Teddy diduga kesal,pasalnya program bapak asuh yang baru saja diluncurkan diduga banyak kurang didukung,seperti bantuan sukarela untuk pemberian gizi anak anak stunting di OKU.

Diketahui dikesempatan itu kepala dinas kesehatan OKU,menyebutkan program OKU Best atau oku bebas stunting yang baru saja diluncurkan itu merupakan tindak lanjut kegiatan louncing bapak asuh anak stunting.

Dimana pada peresmian itu secara simbolis pemkab memberikan makanan tambahan seperti telur dan susu yang bersumber dananya dari sumbangan seikhlasnya dari kepala OPD dan perbankan bumn bumd. 

Dedy wijaya kepala Dinas kesehatan OKU mengungkapkan sesuai dengan buku panduan bapak asuh anak stunting,bahwa anak stunting harus mengkonsumsi dua buah telur perhari selama enam bulan.

“Jadi hari ini kita sudah memberikan telur untuk satu minggu kedepan. Seluruh anak stunting di OKU sebanyak 262 kita berikan telur seharinya dua butir”kata Deddy. 

Deddy menyebutkan berbagai upaya dilakukan PJ Bupati OKU untuk menekan angka stunting, walau sebenarnya angka stunting di OKU lebih rendah dari angka nasional.

Seperti upaya untuk keterlibatan semua elemen termasuk kepala OPD untuk menurunkan angka stunting dan semua pihak.

“Jadi hari ini bantuan sukarela dari OPD , kita gunakan untuk membeli asupan gizi telur dan lainya untuk kemudian dibagikan melalui puskesmas” Jelasnya. 

Data stunting OKU menyebutkan  hasil pengukuran dinkes OKU petugas gizi di 18 puskesmas, angka stunting OKU itu jauh dibawah angka nasional yaitu dua persen sedangkan nasional sebesar 19 persen.