Tidak ada pembangunan yang kuat tanpa pondasi kebersamaan. Tidak ada masa depan yang terang jika langkah kita masih terpecah oleh sekat kepentingan pribadi dan kelompok.
Kemerdekaan Republik Indonesia yang kita rayakan setiap 17 Agustus bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum reflektif untuk memperkuat persatuan dan membangun masa depan bersama.
Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), momen ini terasa semakin bermakna setelah peristiwa hangat pada peringatan HUT OKU ke-115 lalu. Hadirnya Bupati OKU, Gubernur Sumatera Selatan, dan jajaran DPRD dalam satu panggung kebersamaan menjadi simbol penting bahwa persatuan bukan hanya slogan, melainkan fondasi utama pembangunan.
Di tengah berbagai ujian yang pernah melanda OKU—baik dari segi politik, pemerintahan, maupun sosial—momen kebersamaan para pemimpin daerah tersebut menghidupkan harapan baru bagi masyarakat. Ini bukan hanya tentang berdiri bersama dalam seremoni, tetapi tentang membuka ruang kolaborasi untuk kepentingan rakyat.
Persatuan memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan. Tanpa sinergi antara eksekutif dan legislatif, antara pemerintah dan masyarakat, pembangunan cenderung tersendat.